Permainan bulutangkis sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan
gerak yang kompleks. Sepintas lalu dapat diamati bahwa pemain harus
melakukan gerakan-gerakan seperti lari cepat, berhenti dengan tiba-tiba
dan segera bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau, memutar badan
dengan cepat, melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan
keseimbangan tubuh.
Gerakan-gerakan ini harus dilakukan berulangulang dan dalam tempo
lama, selama pertandingan berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan
menghasilkan "kelelahan", yang akan berpengaruh langsung pada kerja
jantung, paru-paru, sistem peredaran darah, pernapasan, kerja otot,
danpersendian tubuh.
Karena itu, pebulutangkis sangat penting memiliki derajat kondisi
fisik prima. Melalui proses pelatihan fisik yang terprogram baik,
faktor-faktor tersebut dapat dikuasai. Dengan kata lain pebulutangkis
harus memiliki kualitas kebugaran jasmani yang prima. Ini akan berdampak
positif pada kebugaran mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh
langsung pada penampilan teknik bermain.
Itulah sebabnya pebulutangkis sangat membutuhkan kualitas kekuatan,
daya tahan, fleksibilitas, kecepatan, agilitas, dan koordinasi gerak
yang baik. Aspek-aspek tersebut sangat dibutuhkan agar mampu bergerak
dan bereaksi untuk menjelajahi setiap sudut lapangan selama
pertandingan.
A. Sistem Pelatihan Fisik Umum
Program dan aplikasi pelatihan fisik bulutangkis harus dirancang melalui tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan fisik umum yang bertujuan meningkatkan kemampuan kerja
organ tubuh, sehingga memudahkan upaya pembinaan dan peningkatan semua
aspek pelatihan pada tahap berikutnya.
b. Persiapan fisik khusus bertujuan meningkatkan kemampuan fisik dan gerak yang lebih baik menuju pertandingan.
c. Peningkatan kemampuan kualitas gerak khusus pemain. Pada tahap
ini pelatihan bertujuan untuk memahirkan gerakan kompleks dan harmonis
yang dibutuhkan setiap pemain untuk menghadapi pertandingan.
Cara Terbaik untuk Mempersiapkan Kondisi Fisik Umum Pemain
1. Program Latihan Lari
Latihan lari sangat penting dan balk untuk mengasah kemampuan kerja
jantung, paruparu, dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih
lari selama 40-60 menit tanpa berhenti, yang dilakukan 3-4 kali
seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan daya tahan aerobik dan
kebugaran umum pemain.
2. Program Latihan Senam
Bentuk-bentuk latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh
dan persendian harus mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya
diselingi gerakan untuk memperkuat bagian tubuh bagian atas dan bawah
yang dilakukan secara bergantian.
3. Program Latihan Loncat Tali
Latihan ini sangat balk untuk membina daya tahan, kelincahan kaki,
dan kecepatan serta melatih kemampuan gerak pergelangan tangan lebih
lentur dan kuat. Proses latihan dapat dilakukan de-ngan loncat satu kaki
secara bergantian (seperti lari biasa), loncat dua kaki, dan masih
banyak bentuk variasinya.
4. Program Latihan Gabungan
Model atau sistem pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat
bantu seperti bangku, gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola,
dan sebagainya. Tujuan latihan ini adalah membina dan meningkatkan
kamampuan dan kete-rampilan gerak pemain sebagai upaya untuk pengkayaan
gerak. Pelatih harus cermat dan terampil menciptakan rangkaian gerak
yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam permainan bulutangkis,
di samping memberikan prioritas pada pembinaan aspek-aspek kelincahan,
kegesitan, dan koordinasi gerak yang memang dibutuhkan dalam
bulutangkis.
5.Latihan Pemanasan
Banyak pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan
dan fungsi latihan pemanasan yang benar dan betul. Latihan pemanasan
yang dikemas dengan benar akan memberikan pe-ngaruh positif pada proses
kerja organ tubuh, mekanisme peredaran darah, dan pernapasan. Itu semua
akan berpengaruh langsung untuk kerja berat selanjutnya. Di samping itu,
sangat penting untuk menghindari terjadinya berbagai cedera otot,
persendian, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.
Pada umumnya latihan pemanasan berbentuk:
a. Lari jarak pendek yang bervariasi seperti lari sambil angkat paha/lutut, lari mundur, lari maju dan ke samping.
b. Melakukan gerakan-gerakan senam yang bersifat mere-gang
otot tungkai, paha belakang, depan, lengan, pergelangan kaki, pinggang,
otot bahu, dll.
c. Kualitas peregangan harus dilakukan dengan pelan sampai
terasa terjadi proses peregangan pada bagian otot dan persendian yang
dilatih. Hindari melakukan gerakan sentak, yang dapat menyebabkan rasa
sakit pada otot atau persendian.
6. Latihan Pendinginan
Latihan ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan
sebagai upaya agar bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada
posisi rileks dan tidak kaku. Bentuk latihannya adalah senam dan gerakan
meregang. Kualitas latihan meregang, khususnya untuk otot besar seperti
paha belakang dan depan, ping-gang, punggung, otot lengan, bahu, dada,
dan berbagai persendian tubuh, harus dicermati betul. Lakukan gerakan
pendinginan ini dengan benar,
B. Sistem Pelatihan Fisik Khusus
Pelatihan fisik bulutangkis dituntut untuk memahami dan mengetahui
secara spesifik kebutuhan gerak olahraga ini. Bahkan harus mendalami
makna proses kerja otot, sistem energi, dan mekanisme gerak yang terjadi
dalam permainan bulutangkis. Atas dasar pengetahuan ini, pelatih akan
mampu merancang bentuk-bentuk latihan fisik secara spesifik, sesuai
kebutuhan pemain.
1. Latihan Daya Tahan
(Aerobik dan Anaerobik)
Kemampuan daya tahan dan stamina dapat dikembangkan melalui kegiatan
lari dan gerakan-gerakan lain yang memiliki nilai aerobik. Biasakan
pemain menyenangi latihan lari selama 40-60 menit dengan kecepatan yang
bervariasi. Tujuan latihan ini adalah meningkatkan kemampuan daya tahan
aerobik dan daya tahan otot. Artinya, pemain dipacu untuk berlari dan
bergerak dalam waktu lama dan tidak mengalami kelelahan yang berarti.
Selanjutnya proses latihan lari ini ditingkatkan kualitas frekuensi,
intensitas, dan kecepatan, yang akan berpengaruh terjadinya proses
anaerobik (stamina)pemain. Artinya, pemain itu mampu bergerak cepat
dalam tempo lama dengan gerakan yang tetap konsisten dan harmonis.
2. Latihan Kekuatan
Pemain bulutangkis sangat membutuhkan aspek kekuatan. Berdasarkan
analisis dan cukup dominan pemain melakukan gerakan-gerakan seperti
meloncat ke depan, ke belakang, ke samping, memukul sambil loncat,
melakukan langkah lebar dengan tiba-tiba. Semua gerak ini membutuhkan
kekuatan otot dengan kualitas gerak yang efisien.
Cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan kekuatan ini adalah
berlatih menggunakan beban atau dengan kata lain latihan beban (weight
training). Sebaiknya sebelum melakukan program latihan beban
sesungguhnya, disarankan agar pemain lebih dulu mengenal berbagai bentuk
gerakan seperti:
- mendorong (push up, pull up)
- bangun tidur, angkat kaki
- memperkuat otot punggung, pinggang
- jongkok berdiri untuk membina kekuatan tungkai - loncat-loncat di tempat atau sambil bergerak.
Proses selanjutnya adalah meningkatkan kualitas geraknya dengan
menggunakan beban (weight training) yang sebenarnya. Dianjurkan untuk
tidak melakukan atau berlatih loncat di tempat yang keras karena akan
berdampak terjadinya sakit, cedera pada bagian lutut, dan pinggang.
3. Latihan Kecepatan
Aspek kecepatan dalam bulutangkis sangat penting. Pemain harus
bergerak dengan cepat untuk menutup setiap sudut-sudut lapangan sambil
menjangkau atau memukul kok dengan cepat.
Cara untuk bergerak cepat adalah melatih kecepatan tungkai/kaki.
Aspek kecepatan dalam bulutangkis juga bermakna pemain harus cekatan
dalam mengubah arah gerak dengan tiba-tiba, tanpa kehilangan momen
keseimbangan tubuh (agilitas). Bentuk-bentuk latihannya antara lain:
a. Lari cepat dalam jarak dekat
b .Lari bolak-balik, jarak enam meter (shuttle run)
c. Tingkatkan kualitas latihan dengan menggunakan beban, rintangan, dan lain-lain.
d. Jongkok-berdiri dan diikuti lari cepat dalam jarak dekat pula.
4. Latihan Kelenturan/Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah komponen kesegaran jasmani yang sangat penting
dikuasi oleh setiap pemain bulutangkis. Dengan karakteristik gerak serba
cepat, kuat, luwes namun tetap bertenaga, pembinaan kelenturan tubuh
harus mendapat perhatian khusus.
Latihan fleksibilitas harus mendapat porsi yang cukup. Orang yang
kurang lentur rentan mengalami cedera di bagian otot dan daerah
persendian. Di samping itu, gerakannya cenderung kaku sehingga banyak
menggunakan energi, kurang harmonis, kurang rileks, dan tidak efisien.
Latihan-latihan peregangan dengan kualitas gerakan yang benar memacu
komponen otot dan persendian mengalami peregangan yang optimal. Oleh
karena itu, fleksibilitas ini harus dilatih dengan tekun dan sistematis.
5. Model-Model Latihan Fisik dengan Menggunakan Alat Bantu Pelatihan
a. Latihan denganBola Medisin
Bola medisin yang beratnya bervariasi antara 1-5 kilogram merupakan
alat bantu pelatihan, antara lain untuk kekuatan dan kecepatan melempar,
membina kekuatan lengan, tungkai, dan kekuatan bagian atas dan bawah
tubuh.
Bentuk latihan bola medisin ini antara lain dilakukan dengan
melempar ke arah tembok dengan satu atau dengan dua lengan. Berdiri
kira-kira 3-4 meter dari tembok, lalu lempar bola itu dan segera tangkap
bola tersebut sambil lari mundur ke arah garis start, seperti layaknya
gerak mundur dalam permainan bulutangkis.
b. Latihan Loncat Tali
Pemain bulutangkis dianjurkan untuk terampil dan menguasai bentuk
latihan loncat tali ini. Pengaruh latihan ini sangat membantu untuk
membina kekuatan kaki, pergelangan kaki, daya tahan, koordinasi gerak,
dan membantu peningkatan kualitas gerak pergelangan tangan.
Latihan loncat tali dirancang dengan sistem interval antara lain sebagai berikut:
• Sesi I: • Sesi H:
1. 3 X 30 detik 1.5 X 25 detik
2. 5 X 25 detik 2. 7 X 20 detik
3. 7 X 20 detik 3. 5 X 30 detik
4. 3 X 30 detik 4. 3 X 40 detik
Masa istirahat antara kegiatan adalah 15-20 detik. Tingkatkan
latihan ini dengan menambah jumlah sesi, waktu kegiatan masa istirahat
diperpendek. Dalam aplikasi latihan loncat tali, pelatih harus berperan
memberikan motivasi dan pengawasan gerak loncat, sehingga tujuan latihan
tercapai dengan optimal.
c. Latihan Bayangan
Latihan ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan gerak kaki,
kecepatan, serta daya tahan. Latihan ini dapat dijadikan sebagai program
khusus, rutin bagi pemain agar langkah dan gerakan kaki (footwork)
senantiasa ditingkatkan dan dipelihara terus.
Untuk meningkatkan kualitas latihan ini, pemain harus menggunakan
"jaket pemberat" yang dibuat khusus untuk itu. Sangat balk untuk membina
kualitas dan kecepatan gerak pemain.
d. Latihan Loncat Bangku/Gawang
Latihan ini berfungsi untuk membina kekuatan tungkai, konsentrasi,
dan kecepatan gerak yang dibutuhkan dalam permainan. Bangku atau gawang
dibuat dengan berbagai ukuran tinggi antara lain 40, 50, 70, 80 cm. Alat
ini berfungsi sebagai alat pemberat, rintangan, tantangan, agar pemain
terpacu untuk mengatasinya. Proses kerja "overload' (beban lebih) dengan
menggunakan beban rintangan ini, latihan makin terasa berat bagi
pemain.
Dalam pelaksanaan latihan, pelatih harus terampil meletakkan
gawang/bangku itu sesuai dengan tujuan latihan dan kebutuhan pemain.